Selamatan Orang Meninggal Menurut Hitungan Jawa

Halo, selamat datang di MyUrbanNorth.ca. Dalam kesempatan ini, mari kita bahas sebuah tradisi unik dari budaya Jawa yang dikenal sebagai Selamatan Orang Meninggal. Tradisi ini merupakan perwujudan keyakinan masyarakat Jawa mengenai perjalanan arwah setelah kematian dan pentingnya mendoakan para leluhur. Berikut ulasan lengkap tentang Selamatan Orang Meninggal menurut hitungan Jawa.

Pendahuluan

Tradisi Selamatan Orang Meninggal adalah ritual yang dilakukan oleh masyarakat Jawa untuk mendoakan arwah orang yang telah meninggal dunia. Ritual ini biasanya dilakukan pada hari-hari tertentu setelah kematian, sesuai dengan hitungan weton (hari lahir) orang yang meninggal. Hitungan weton ini dipercaya menentukan waktu yang tepat untuk melakukan selamatan agar doa-doa yang dipanjatkan dapat diterima dengan baik oleh arwah.

Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, arwah orang yang meninggal dunia akan melalui beberapa alam sebelum mencapai tujuan akhirnya. Alam tersebut antara lain: alam kubur, alam barzakh, alam akhirat, dan alam nirwana. Selamatan Orang Meninggal dilakukan untuk membantu arwah melewati alam-alam tersebut dengan lancar dan menuju ketenangan abadi.

Tradisi Selamatan Orang Meninggal memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Jawa. Ritual ini bukan hanya untuk mendoakan arwah, tetapi juga untuk memperkuat ikatan kekeluargaan dan memperingati jasa-jasa orang yang telah meninggal. Melalui tradisi ini, masyarakat Jawa ingin menunjukkan rasa hormat dan terima kasih mereka kepada para leluhur.

Hitungan Weton dan Hari Selamatan

Hitungan weton merupakan dasar penentuan hari-hari pelaksanaan Selamatan Orang Meninggal. Weton adalah penanggalan Jawa yang terdiri dari dua unsur, yaitu hari dan pasaran. Hari terdiri dari tujuh jenis, yaitu Ahad (Minggu), Senen (Senin), Selasa, Rebo (Rabu), Kemis (Kamis), Jum’at, dan Sabtu. Sedangkan pasaran terdiri dari lima jenis, yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.

Hari selamatan ditentukan berdasarkan weton orang yang meninggal dunia. Berikut adalah hitungan hari selamatan sesuai dengan weton:

* Weton Ahad Legi, Ahad Pahing, Senen Legi, Senen Pahing: Hari ke-1, 3, 7, 40, 100, 1000
* Weton Selasa Legi, Selasa Pahing, Rabu Legi, Rabu Pahing: Hari ke-1, 3, 7, 40, 100, 1000
* Weton Kamis Legi, Kamis Pahing, Jumat Legi, Jumat Pahing: Hari ke-1, 3, 7, 40, 100, 1000
* Weton Sabtu Legi, Sabtu Pahing, Ahad Pon, Senen Pon: Hari ke-1, 3, 7, 40, 100, 1000
* Weton Selasa Pon, Rabu Pon, Kamis Pon, Jumat Pon: Hari ke-1, 3, 7, 40, 100, 1000
* Weton Sabtu Pon, Ahad Wage, Senen Wage: Hari ke-1, 3, 7, 40, 100, 1000
* Weton Selasa Wage, Rabu Wage, Kamis Wage, Jumat Wage: Hari ke-1, 3, 7, 40, 100, 1000
* Weton Sabtu Wage, Ahad Kliwon, Senen Kliwon: Hari ke-1, 3, 7, 40, 100, 1000
* Weton Selasa Kliwon, Rabu Kliwon, Kamis Kliwon, Jumat Kliwon: Hari ke-1, 3, 7, 40, 100, 1000

Urutan Acara Selamatan

Acara Selamatan Orang Meninggal biasanya terdiri dari beberapa urutan acara, antara lain:

*

Pembukaan

Acara diawali dengan pembukaan yang berupa sambutan dari pihak keluarga atau tokoh masyarakat. Sambutan biasanya berisi ucapan terima kasih kepada tamu yang hadir dan penjelasan singkat tentang tujuan selamatan.

*

Tahlilan

Tahlilan adalah kegiatan membaca Surat Yasin dan Surat Al-Ikhlas secara berjamaah. Kegiatan ini dilakukan untuk mendoakan arwah orang yang meninggal dunia agar dapat diampuni dosa-dosanya dan diberi ketenangan di alam barzakh.

*

Doa Bersama

Setelah tahlilan, dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama. Doa yang dipanjatkan biasanya berisi permohonan kepada Tuhan agar arwah orang yang meninggal dunia dapat diterima di sisi-Nya dan diberikan tempat yang layak di akhirat.

*

Pembagian Berkat

Acara diakhiri dengan pembagian berkat berupa makanan dan minuman kepada tamu yang hadir. Berkat ini biasanya berupa makanan tradisional Jawa seperti nasi tumpeng, ingkung ayam, dan jajanan pasar.

Jenis-Jenis Selamatan

Selain hari selamatan, terdapat juga berbagai jenis selamatan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa untuk mendoakan orang yang meninggal dunia, antara lain:

*

Selamatan Tiga Hari

Selamatan Tiga Hari dilakukan pada hari ke-3, ke-7, dan ke-40 setelah kematian. Selamatan ini merupakan selamatan pokok yang wajib dilakukan oleh keluarga yang ditinggalkan.

*

Selamatan Seratus Hari

Selamatan Seratus Hari dilakukan pada hari ke-100 setelah kematian. Selamatan ini dilakukan untuk mendoakan arwah agar dapat melewati alam barzakh dengan lancar.

*

Selamatan Tahunan

Selamatan Tahunan dilakukan setiap tahun pada tanggal kematian orang yang meninggal dunia. Selamatan ini dilakukan untuk memperingati jasa-jasa dan mengenang kebaikan orang yang telah meninggal.

Kelebihan Selamatan Orang Meninggal

Tradisi Selamatan Orang Meninggal memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:

* Membantu arwah melewati alam barzakh menuju ketenangan abadi
* Membawa keberkahan dan ketenangan bagi keluarga yang ditinggalkan
* Memperkuat ikatan kekeluargaan dan rasa kebersamaan
* Meningkatkan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan
* Mencegah kesedihan yang berlebihan dan membantu proses penyembuhan bagi keluarga yang ditinggalkan

Kekurangan Selamatan Orang Meninggal

Selain kelebihan, tradisi Selamatan Orang Meninggal juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

* Dapat menimbulkan pemborosan biaya bagi keluarga yang kurang mampu
* Bisa memperburuk kesedihan jika dilakukan secara berlebihan
* Berpotensi menjadi ajang pamer dan gengsi sosial
* Bisa menimbulkan kesalahpahaman jika tidak dilakukan dengan ikhlas
* Membebani sebagian masyarakat yang tidak mampu mengikuti tradisi secara utuh

Tabel Informasi Selamatan Orang Meninggal

Hari Selamatan Tanggal Selamatan Jenis Selamatan
Hari ke-1 Setelah kematian Selamatan Tiga Hari
Hari ke-3 Selamatan Tiga Hari
Hari ke-7 Selamatan Tiga Hari
Hari ke-40 Selamatan Tiga Hari
Hari ke-100 Selamatan Seratus Hari
Setiap tahun Tanggal kematian Selamatan Tahunan

FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Selamatan Orang Meninggal

  1. Mengapa hitungan weton digunakan untuk menentukan hari selamatan?

    Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, weton memiliki pengaruh terhadap perjalanan arwah setelah kematian. Hari selamatan berdasarkan weton dipercaya dapat membantu arwah melewati alam barzakh dengan lebih lancar.

  2. Apakah selamatan dapat dilakukan secara sederhana?

    Ya, selamatan dapat dilakukan secara sederhana sesuai dengan kemampuan keluarga yang ditinggalkan. Yang terpenting adalah niat dan doa yang tulus untuk mendoakan arwah orang yang meninggal dunia.

  3. Apakah selamatan hanya dilakukan oleh keluarga yang ditinggalkan?

    Tidak, selamatan juga dapat dilakukan oleh kerabat, tetangga, atau teman dekat orang yang meninggal dunia. Hal ini sebagai bentuk penghormatan dan dukungan bagi keluarga yang ditinggalkan.

  4. Apa saja makanan yang biasanya disajikan dalam selamatan?

    Makanan